Senin, 05 Desember 2016

The voice of Heart

Dalam kegelapan selalu ada setitik cahaya untuk menerangimu. 

Hilang dari dinginnya udara malam ini, dari sorotan matanya yang memilukan. Apakah akan terulang sikap dinginnya yang menjadi ketakutan terbesarku selama ini? aku hanyalah bayangan yang mengekor pada tiap langkahmu, jalanmu, tapi tidak untuk hatimu. Adakah yang lebih baik dari mencintai dengan rasa sayang tulus hati? Mungkin aku terluka dengan diammu, menahan rasa yang tak kunjung hilang. 
Aku mencoba dalam ingin, menghapus memori bahagia dalam canda. Pernahkah kau berpikir goresan luka yang kau torehkan hari kemarin, masih membekas hari ini.
***
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi seringkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita. Mungkin itu tertuju padaku. Masih mencoba menahan rasa ingin, namun hati terisak penuh luka. Ya. aku tak tahu harus mencari arah pulang, di mana perasaanku biasa saja. Kini aku melangkah lebih baik, mengubur semua luka yang kau gores dan pada  suatu malam yang telah berlalu. Ketika kucoba merebahkan mimpi. Sontak kuterjaga dalam angan. Kau yang telah lama pergi kini kembali. Tahukah kau aku yang kini? Bukan pecundang yang mudah kau hampiri. Bukan ku mendendam-mu, hanya saja menyembuhkan luka perlu waktu. 
Tolong, jangan kau datang menghancurkan istana hatiku yang sekian lama ku bangun hanya untuk bertahan pada puing-puing luka yang tak nampak.

Perempuan selalu menjaga hati orang yang dia sayang, sehingga hatinya sendiri tersiksa. inilah pengorbanan perempuan untuk lelaki yang tak pernah sadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar